Selasa, 31 Maret 2020

TEORI KOMUNIKASI TRADISI PSIKOLOGI KOMUNIKASI


TEORI KOMUNIKASI
TRADISI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
 

















               

Salam Redaksi




















Pengertian Psikologi Sosial
Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebagai, sebuah bidang atau ilmu pengetahuan yang fokus terhadap prilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Kemudian, sosial merupakan segala prilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang prilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat.

Pencetus Psikologi Sosial
Psikolog Jerman bernama Willhelm Wundt yang dianggap luas sebagai pendiri ilmu psikologi, pertama kali melibatkan diri pada apa yang kelak dikenal sebagai psikologi sosial. Sejarah psikologi sosial disini mulai pada tahun 1870an, pelajar Eropa dan Amerika Utara datang ke Universitas Leipzig untuk mempelajari penelitian Wundt mengenai komponen pikiran yang sadar. Diantara pelajar ini ada Emile Durkheim, Charles Judd, Willy Hellpach, dan George Herbert Mead yang kemudian mengembangkan beberapa teori mengenai psikologi sosial yang baru berkembang.

 Dipengaruhi oleh tulisan dari Wundt dan juga karya tulis dari filosof Moritz Lazarus dan humanis Heymann Steinthal, pada tahun 1900 terbitan tahunan literatur ilmu psikologi Jerman mendaftarkan lebih dari 200 artikel per tahun dibawah judul ‘Psikologi Sosial’.  Ilmu psikologi sosial dimulai di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Penelitian atau studi yang dipublikasikan pertama merupakan sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Norman Triplett pada tahun 1895 pada fenomena fasilitas sosial.

Berikut merupakan psikologi sosial menurut para ahli.
1.    Hubber Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
2.    Shaw dan Costanzo menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial.
3.    Kimbal Young menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan studi tentang proses interaksi antar individu.
4.    Sherif Bersaudara menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘An Outline Of Social Psycology’ yaitu psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan situasi – situasi perangsang sosial.
5.    Gordon W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan,dan tingkah laku individu yang di pengaruhi oleh kenyataan atau kehadiran orang lain.


Konsep Dasar Psikologi Sosial.
Interaksi sosial manusia di masyarakat baik itu antar individu, individu dan kelompok ataupun antar kelompok memiliki respon kejiwaan. Reaksi kejiwaan seperti sikap, emosional, perhatian, kemauan, kemudian juga motivasi , harga diri dan lain sebagainya tercakup dalam psikologi sosial. Konsep – konsep dasar psikologi sosial menjadi salah satu bagian dari kajian ilmu sosial sebagai berikut :
1.    Emosi terhadap objek sosial
Emosi dan reaksi emosional dapat di pengaruhi oleh lingkungan. Ketajaman emosi dan reaksi emosional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengendalian respon emosi sangat penting dalam kehidupan bersosial. Emosi merupakan kajian dari psikologi sosial yang memilih peranan penting dalam pembentukan prilaku seseorang terhadap respon stimulus dalam lingkungan sosial. Bahkan, emosi juga sebagai potensi kepribadian yang perlu dilakukan pembinaan psikologi masa bisa melalui pendidikan keagamaan.

2.    Perhatian
Perhatian atau rasa peka terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sosial seseorang juga mempengaruhi cara seorang individu bersikap terhadap hubungan sosialnya.

3.    Minat
Minat adalah daya tarik individu terhadap hubungan sosialnya juga berpengaruh terhadap hubungan antar individu dan kelompok berkaitan dengan proses interaksi dan pemberi respon. Minat muncul dari dalam diri individu dan mungkin bisa dipengaruhi oleh subjek dari luar seperti keluarga, budaya, lingkungan.

4.    Kemauan
Kemauan merupakan suatu pontensi yang mendorong dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai sesuatu yang diinginkan.

5.    Motivasi
Sebagai konsep dasar yang timbul dari dalam diri sendiri dan juga bisa didapatkan dari lingkungan atau orang terdekat.

6.    Kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial
Kecerdasan merupakan modal dasar yang ada dalam diri individu masing masing dan berbeda pada setiap individu. Kemudian juga merupakan modal dasar untuk memecahkan permasalahan sosial yang muncul. Potensi kecerdasan yang karakternya bersifat kognitif akan lebih mudah diukur. Sedangkan kecerdasan yang sifatnya afektif lebih sulit diukur dan dievaluasi dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan juga sangatlah penting bagi individu untuk menjalani kehidupan dan masalah masalah hidup yang terus terjadi.

7.    Penghayatan
Penghayatan adalah proses kejiwaan yang sifatnya menuntut suasana yang tenang. Proses ini tidak hanya melibatkan sikap merasakan, memperhatikan, menikmati atau lainnya, namun lebih dari itu. Hal -hal yang terjadi dalam proses interaksi sosial, dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang mendalam pada diri masing masing individu. Proses penghayatan ini dilakukan dalam kondisi penuh kesadaran. Penghayatan penuh akan lebih sulit dilakukan.

8.    Kecerdasan
Kesadaran perlu ada dalam melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan dalam interaksi dengan kehidupan sosial. Kesadaran pada individu ditentukan oleh individu itu sendiri setelah melihat apa yang terjadi pada lingkungan sosialnya sebagai respon psikologis yang positif.

9.    Harga diri
Harga diri merupakan konsep yang menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Martabat atau harga diri yang terbina dan dipelihara akan menjadi perhitungan bagi pihak individu lain dalam memandang individu. Harga diri yang dijatuhkan akan merusak martabat individu dan dimanfaatkan oleh orang lain untuk hal yang tidak positif.

10.   Sikap mental
Sikap mental merupakan reaksi yang timbul dari diri masing-masing individu jika ada rangsangan yang datang. Reaksi mental bisa bersifat positif, negatif, dan juga netral. Hal tersebut tergantung pada kondisi diri masing masing individu serta bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Rangsangan yang datang akan direspon oleh individu melalui sikap atau reaksi mental yang bisa dikatakan positi, negatif ataupun netral.

11.   Kepribadian
Kepribadian merupakan gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina oleh potensi biologis secara psiko-fisiologikal dan secara sosial ditransmisikan melalui budaya, serta dipadukan dengan kemauan, dan tujuan individu berdasarkan keperluan pada lingkungan sosialnya.

Konsep dasar kepribadian menurut Brown bersaudara yaitu sebagai ungkapan denotatif, sedangkan yang dikemukakan oleh Hart dalam pengertian konotatif yang lebih komprehensif. Kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal dengan faktor eksternal berupa lingkungan terbuka. Faktor eksternal seperti lingkungan itu sangat kuat. Faktor lingkungan mampu berperan aktif dalam memberikan pengaruh positif terhadap pembinaan kepribadian. Kepribadian yang kokoh dan kuat diperlukan untuk pembangunan kehidupan yang baik dan mengatasi tantangan tantangan atau persaingan yang semakin berat di lingkungan sosial.


Teori Psikologi Sosial
Berikut ini adalah teori -teori dalam psikologi sosial :
Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori penguatan ini berdasarkan pendekatan behaviorisme terdiri dari beberapa teori yaitu :
Teori Belajar Sosial dan Imitasi (Theories of Social Learning and Imitation)
Mekanisme imitasinya dibagi menjadi 3, yaitu

(1) Same behavior : perilaku yang menyatakan tingkah yang sama antara dua individu terhadap rangsang yang sama.
(2) matched-dependent behavior : perilaku meniru orang lain yang dianggap lebih superior. Perilaku pihak kedua akan menyesuaikan perilaku pihak pertama.
(3) Copying : perilaku meniru atau dasar isyarat (tingkah laku) dari model yang diberikan, termasuk model di masa lampau.

Observational Learning
Dikemukakan oleh Bandura dan Waltens, bahwa tingkah laku tiruan merupakan bentuk asosiasi dari suatu rangsang. Teori ini dapat pula menerangkan timbulnya emosi yang sama dengan emosi pada model. Menurut mereka terdapat tig macam pengaruh tingkah laku model :
(1) Modeling effect : peniru melakukan tingkah laku baru sesuai dengan model.
(2) Inhibition dan disinhibition: tingkah laku tidak sesuai dengan tingkah laku model akan dihambat dan tingkah laku yang sesuai dengan model akan dihapuskan segala hambatannya.
(3) Facilitation effect : perilaku model sudah dipelajari i=oleh penitu kemudian muncul lagi dengan mengamati perilaku model.

Teori Penguatan Sosial (Social Reinforcement Exchange Theories)
Teori ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
    
     Teori Tingkah Laku Sosial Dasar (Behavioral Sociological Model of Social Exchange). Dicontohkan oleh Homas pada teori ini bahwa pada hakekatnya sama dengan proses jual beli dimana kedua belah pihak saling memberi harga dan mencari keuntungan.
    Teori Hasil Interaksi (Theory of Interpersonal Independence). Hubungan dua orang atau lebih dimana saling tergantung untuk mencapai hasil dan memaksimalkan hasil positif bagi tiap peserta interaksi.
    Teori Fungsional dari Interaksi Otoriter (Equity Theory). Menurut Walster, Berscheid, dan Adams, teori ini membicarakan tentang keadilan dan ketidakadilan dalam hubungan interpersonal. Setiap kontribusi yang diberikan disebut input bersifat negatif contohnya seperti usaha, kerja, dll, dan sesuatu yang diterima disebut outcome bersifat positif afeksi seperti semangat, minat.

Teori Orientasi Lapangan (Field Theoretical Orientation)
Cara penting pendekatannya menurut Lewin, et al yaitu penggunaan metode konstruktif, pendekatan dinamis, penekanan pada proses psikologis, analisis didasarkan pada situasi secara keseluruhan, Perbedaan antara masalah yang sistematis dan historis, dan representasi matematis dari situasi psikologis.

Teori Peran (Role Theory)
Role atau peran seseorang akan tergantung pada role orang lain dan konteks sosialnya. Biddle dan Thomas membagi peran dalam empat golongan yaitu :
(1) orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
(2) perilaku yang muncul dalam interaksi.
(3) kedudukan orang dalam perilaku.
(4) kaitan antara orang dan perilaku.

Teori Orientasi Kognitif (Cognitive Theory Orientation)
Teori ini berhubungan dengan proses kognitif yang dibagi menjadi beberapa macam teori lagi :
Krech & Crutchfield’s Cognitive Theory
Motivasi bersifat molar, melibatkan kebutuhan dan tujuan. Ketidakstabilan psikologi dapat menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi persepsi, kognisi, dan tindakan. Keputusasaan mencapai tujuan atau kegagalan akan muncul dalam berbagai perilaku adaptif maupun maladaptif.
Cognitive Consistency Theories
Teori ini berpangkal pada perasaan yang ada pada seseorang (P), terhadap orang lain(X) dan hal lainnya (X).  Terdapat didalamnya prinsip keselarasan mengenai peramalan perubahan sikap dalam situasi tertentu. Teori kognitif menekankan bahwa kondisi kognitif yang tidak konsisten dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengarah pada perilaku agar tercapai kenyamanan itu kembali.

Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana seseorang menentukan dikap, sifat, atau karakteristik berdasarkan apa yang diketahui mengenai orang tersebut pada situasi dan dengan perilaku tertentu.

Theories of Social Comparison, Judgement and Perception
Proses saling mempengaruhi dan perilaku bersaing dalam interaksi sosial menimbulkan kebutuhan untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri dengan diri orang lain. Ada dua hal yang dibandingkan yaitu pendapat dan kemampuan. Manusia biasa melakukan perbandingan diri misalnya seperti kata – kata atau pendapat mana yang lebih baik, ataupun siapa yang memiliki keunggulan tertentu.  




Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Shaw dan Constanzo membagi ruang lingkup psikologi sosial menjadi tiga, yaitu :
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses pada individu yang dicontohkan seperti studi tentang persepsi, motivasi proses belajar. Studi tentang proses proses individu bersama, seperti bahasa, sikap, perilaku, dan lainnya. Studi tentang interaksi dalam kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, persaingan, kerjasama, dan lainnya.
Seperti yang di jelaskan oleh Ahmadi, 2005, bahwa psikologi sosial menjadi objek studi dari segala gerak gerik atau tingkah laku yang timbul dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu masalah pokok yang dipelajari adalah pengaruh sosial terhadap perilaku individu. Masalah yang dikupas dalam psikologi sosial merupakan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan antar individu dalam suatu kelompok. Psikologi sosial meninjau hubungan individu yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan Psikologi Sosial

Tujuan psikologi sosial dijabarkan sama seperti disiplin ilmu lainnya. Dimana terdapat tujuan instruksional dalam bentuk tujuan kurikuler atau tujuan pembelajaran. Tujuan kurikuler dalam psikologi sosial, terdapat lima tujuan yang perlu dicapai, yaitu :
1.    Situasi sosial tidak semuanya baik, sehingga peserta didik perlu mendapat pengetahuai tentang psikologi sosial agar tidak terpengaruh, tersugesti, oleh situasi sosial yang tidak baik tersebut.

2.    Peserta didik dibekali pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan menanamkan proses kejiwaan yang berkaitan tentang hubungan kehidupan bersama yang saling mempengaruhi.

3.    Peserta didik dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan sesama individu dalam masyarakat sehingga memudahkan melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.

4.    Peserta didik dibekali dengan kesadaran akan kehidupan bersosial dan lingkungannya untuk merubah sifat dan perilaku sosialnya lebh baik.


5.    Peserta didik dibekali dengan kemampuan pengembangan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, lingkungan, teknologi, dan keilmuan.

6.    Kelima tujuan diatas merupakan tujuan pengajaran psikologi sosial yang harus dicapai anak didik sebagai hasil pembelajaran kurikulum psikologi sosial.


Manfaat Psikologi Sosial
Hadirnya keilmuan psikologi sosial ditujukan untuk memberikan manfaat terhadap perubahan perilaku manusia dalam kehidupan bersosial. Dan juga meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat. Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari mempelajari psikologi sosial dan menerapkannya dalam lingkungan bermasyarakat.

    Memberikan gambaran kepada manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.
    Mencegah terjadinya konflik di antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
    Memberikan solusi ketika konflik muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial, manusia bisa memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan solusi dari konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.
    Sebagai pedoman masyarakat dalam mengelola perbedaan antar individu dalam masyarakat. Dan juga menjadikan perbedaan itu sebagai pemerkuat hubungan sosial dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.


Implementasi Konsep Dasar Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
Mengetahui implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam kehidupan bermasyarakat rasanya cukup penting terutama saat kita akan mempelajari lebih lanjut mengenai ilmu psikologi dan penerapannya. Salah satu cabang dari ilmu psikologi itu sendiri adalah psikologi sosial. Psikologi sosial akan banyak sekali membahas mengenai bagaimana kehidupan sosial dan bermasyarakat. Tentu saja, ini ada kaitannya dengan bagaimana perilaku individu pada saat terlibat dalam kehidupan sosial tersebut bisa berpengaruh signifikan terhadap kualitas hubungan sosialnya. Seorang individu bisa saja mengalami masalah sosial akibat ketidakmampuannya dalam berperilaku yang sesuai standar. (Baca juga: Sejarah psikologi sosial)
Standar penilaian masyarakat sosial terhadap individu itulah yang biasanya timbul karena adanya psikologi sosial. Berikut ini adalah beberapa macam konsep dasar dari perkembangan psikologi sosial yang bisa kita pelajari. Kita bisa menjadikannya sebagai referensi mengenai gambaran psikologi sosial yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Apa sajakah itu? Ini penjelasan ringkasnya:

1.    Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa merupakan salah satu bentuk penerapan dari psikologi sosial. Bahasa menjadi sebuah media untuk saling berinteraksi pada saat individu satu berkomunikasi dengan lainnya. Ini bisa diamati lebih mendalam lagi dalam psikologi sosial sehingga menjadikannya bagian dari penerapan yang sering kita jumpai dalam sehari-hari.

2.    Etik
Lahirnya sikap yang pantas dan tidak pantas dalam suatu masyarakat juga merupakan bentuk dari penerapan psikologi sosial. Etik dan etika menjadi dua hal yang saling berkaitan erat, dimana di dalamnya akan mengatur bagaimana seyogyanya individu dalam bertindak. Tanpa adanya psikologi sosial, etik mungkin tidak akan pernah ada.

3.    Tiga Dimensi Waktu
Psikologi sosial juga akan memberikan pemahaman mengenai tiga dimensi waktu yang akan dihadapi oleh seseorang. Ia akan hidup dalam masa sekarang, masa lalu dan masa depan. Ketiga dimensi ini kemudian akan mempengaruhi cara dalam ia bertindak di  lingkungan. Sebagai contoh, masa lalu seseorang mungkin akan sangat erat kaitannya dengan trauma tentang tujuan yang ia akan capai di masa mendatang untuk saat ini.

4.    Pengaruh Lingkungan terhadap Individu
Penerapan lain dari psikologi sosial bisa dilihat dari bagaimana lingkungan mampu membentuk kepribadian tertentu pada seseorang. Psikologi sebagai ilmu yang mengamati perilaku akan menunjukkan fenomena ini. Kita bahkan mungkin pernah mendengar tentang aliran psikobehaviorisme yang jelas-jekas menunjukkan bahwa lingkungan memang memiliki pengaruh.

5.    Keseimbangan Aspek Jasmani dan Rohani
Kegagalan antara aspek jasmani dan rohani akan berdampak pada psikologi sosial seseorang. Ini adalah implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam kehidupan bermasyarakat paling terlihat terutama ketika seseorang mengalami suatu permasalahan. Individu bisa diamati bagaimana perilakunya dalam menghadapi permasalahan tersebut.

6.    Pengaturan Hubungan Antar Kelompok
Hubungan antar kelompok akan menjadi lebih teratur dengan adanya psikologi sosial. Contoh yang paling jelas adalah ketika kita melihat bagaimana warga dari RW yang berbeda akan dikumpulkan dalam satu wadah di kelurahan untuk membahas mengenai permasalahan-permasalahan lingkungan yang mungkin saja ada. Psikologi sosial akan menunjukkan bagaimana perilaku-perilaku dalam kelompok tersebut yang berusaha mencari penyelesaian.

7.    Pembuatan Norma dan Peraturan
Norma dan peraturan juga lahir karena adanya psikologi sosial. Di poin sebelumnya, telah dijelaskan bahwa etik dan etika merupakan produk dari psikologi sosial. Ini kemudian akan berkembang menjadi norma dan peraturan tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Psikologi sosial akan banyak memberikan pengetahuan tentang mana yang wajar dan tidak wajar pada seseorang dalam berperilaku. Ini kemudian dijadikan sebagai norma dan aturan tertentu yang berlaku di lingkungan tersebut.

8.    Pembuatan Kesepakatan Mufakat
Kesepakatan mufakat merupakan kesepakatan yang diambil secara bersama-sama, dengan saling menguntungkan pihak dan tidak ada yang merasa terintimidasi. Pengambilan keputusan ini juga bisa dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya psikologi sosial. Ini merupakan sebuah bentuk penerapan yang ada kaitannya juga dengan beberapa poin penjelasan sebelumnya.



9.    Proses Komunikasi
Jika di awal tadi sudah dijelaskan bahwa bahasa merupakan bagian yang paling penting dalam interaksi dan merupakan hasil dari adanya penerapan psikologi sosial, maka kita akan mengetahui bahwa proses komunikasi juga merupakan penerapan psikologi sosial yang bisa kita amati. Cara berkomunikasi seseorang akan menunjukkan bagaimana kualitasnya dalam bersosialisasi.

10.               Individu sebagai Makhluk Sosial
Sebagai poin penutup, individu akan dipandang sebagai makhluk sosial seutuhnya di dalam psikologi sosial. Ini merupakan penerapan yang jelas bisa kita rasakan sendiri, dimana kita tidak bisa jika hanya hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan yang sedang kita hadapi. Terdapat pendekatan humanistik dalam psikologi sosial yang terasa di sini.









Pengertian Tradisi – Tradisi.
Tradisi Kritis
Adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan  budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora, teori kritis memiliki dua makna dengan asal – usul dan sejarah yang berbeda.
Berikut beberapa teori tentang Tradisi Kritis.
1.    Teori uses and gratification.
Asumsi : Bahan penggunaan media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakan. Media adalah pihak utama dalam proses komunikasi.
2.    Teori agen setting
Asumsi : teori ini beranggapan bahwa apabila media memberikan takaran pada setiap peristiwa, maka media tersebut akan membuat masyarakat menggap bahwa peristiwa itu penting
3.    Teori ketergantungan
Asumsi : fokus teori ini terletak pada kondisi struktural pada masyarakat, sangat mudah dipengaruhi oleh media masa

Tradisi Sosial Budaya
Tradisi ini ditemukan oleh Robert Craig, dan berpendapat bahwa ilmu komunikasi tidak dapat disatukan dalam satu lingkup yang besar. Teori – teori tersebut dapat di kelompokan menurut jenisnya.
Berikut beberapa teori tentang Tradisi Sosial Budaya
1.    Teori konflik
Asumsi : didalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan.
2.    Teori fungsional
Asumsi : semua sistem budaya memiliki syarat – syarat fungsional tertentu untuk memungkinkan eksistensinya atau sistem budaya memiliki kebutuhan yang semuanya harus terpenuhi agar semua sistem dapat bertahan hidup.
3.    Teori struktural fungsional
Asumsi : masyarakat merupakan organisasi biologis yang terdiri dari orang – orang yang saling mengalami ketergantungan sebagai konsekuensi agar organisasi tersebut agar tetap bertahan hidup.

Tradisi fenomenologi
Tradisi ini berkonsentrasi pada pengalaman pribadi termasuk bagian dari individu – individu yang ada dan saling memberikan pengalaman satu sama lainnya. Komunikasi di pandang sebagai proses berbagi pengalaman atau informasi antar individu melalui dialog.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1.    Teori spiral of silence
Asumsi : berasumsi bahwa yang diterima atau opini yang tidak diterima oleh masyarakat, jika opini mayoritas ini tidak berjalan sesuai dengan masyarakat maka masyarakat lebih memilih diam dan berada dikalangan minoritas.

2.    Teori agen setting

Asumsi : teori ini beranggapan bahwa apabila media memberikan takaran pada setiap peristiwa, maka media tersebut akan membuat masyarakat menggap bahwa peristiwa itu penting

Tradisi cybernetik
Adalah untuk memahami dan menentukan fungsi dan proses dari sistem yang memiliki tujuan dan yang berpartisipasi dalamlingkaran rantai sebab – akibat yang bergerak dari aksi/tindakan menuju ke penginderaan lalu membandingkan dengan tujuan yang diinginkan.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1.    Teori spiral of silence

Asumsi : berasumsi bahwa yang diterima atau opini yang tidak diterima oleh masyarakat, jika opini mayoritas ini tidak berjalan sesuai dengan masyarakat maka masyarakat lebih memilih diam dan berada dikalangan minoritas.

2.    Teori integrasi informasi

Asumsi : teori ini berasumsi bahwa organisasi mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide – ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut.

3.    Teori manajemen kordinasi makna

Asumsi : transaksi informasi tergantung pada makna pribadi dan makna inter-personal, dan juga berkaitan dengan cara orang mengendalikan percakapan melalui makna pribadi dan inter-personal.

Tradisi Retorika
Tradisi ini mempengaruhi khalayak banyak agar mengikuti perkataan dari narasumber yang menyampaikan sesuatu.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1.    Teori retorika aristoteles

Asumsi : pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khalayak banyak, pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam persentasi mereka.

2.    Teori plato

Asumsi : seni para retorikan untuk memenangkan jiwa pendengar, pentingnya retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi masyarakat.



Tradisi semiotika
Pengertiannya adalah hubungan antara tanda dan hal hal yang mereka lihat ; denotata mereka, atau makna. Sintaksis : hubungan antara tanda – tanda dalam struktur formal.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1.    Teori C.S Peirce (Grand Theory)

Asumsi : peirce berasumsi bahwa dalam semiotika memiliki ‘’triangle meaning’’, yaitu tanda, objek, dan interpretant.

2.    Teori ferdinand de saussure
Asumsi : Adanya hubungan antara penanda dengan petanda berdasarkan konvensi biasa disebut dengan signifikasi.



0 komentar:

Posting Komentar

Mari komen dengan bijak, supaya bisa saling membantu untuk memberikan informasi-informasi bermanfaat

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.