KOMUNIKASI VERBAL DAN NON-VERBAL
(Prinsip, pengertian, dan hambatan
komunikasi verbal dan non-verbal)
A.
KOMUNIKASI
VERBAL
A.1
Prinsip Interaksi Verbal
Menurut
Nurudin terdapat 3 prinsip komunikasi verbal, yaitu sebagai berikut :
-
Interpretasi menciptakan makna
-
Komunikasi adalah aturan yang dipandu
-
Penekanan mempengaruhi makna.
Sedangkan
menurut Joseph A. Devito dijelaskan bahwa ada 6 prinsip pada komunikasi verbal,
yaitu sebagai berikut :
-
Keterbatasan bahasa
-
Kerumitan makna
-
Nama sebagai symbol
-
Bahasa gaul
-
Bahasa wanita & pria
-
Komunikasi konteks tinggi dan rendah.
Dari
uraian di atas mengenai prinsip komunikasi verbal, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi verbal memiliki efek atau peran yang besar karena dengan melalui
komunikasi verbal (baik secara lisan maupun tulisan) suatu ide, gagasan, dan
pemikiran bahkan keputusan akan lebih mudah disampaikan dan diterima dan
dipahami oleh komunikan.
A.2
Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan. Melalui
kata-kata manusia mampu mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau
maksud, menyampaikan data dan informasi, serta saling bertukar perasaan dan
pemikiran.
Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan lisan
dapat dilakukan secara langsung berhadapan atau tatap muka dan dapat pula
melalui telepon. Kebaikan komunikasi lisan antara lain dapat dilakukan secara
cepat, langsung, terhindar salah paham, jelas dan informal. Sedangkan
kekurangan dari komunikasi lisan ini kadangkadang dilaksanakan secara lamban
dan lambat, adanya dominasi atasan atau seseorang atau orang lain, dan
kadangkadang dilaksanakan satu arah.
Dari
beberapa pengertian di atas saya simpulkan bahwa komunikasi verbal adalah
komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan menggunakan
simbol-simbol atau kata yang disampaikan dengan cara lisan atau tulisan baik
secara langsunng atau melalui media. Jadi pada dasarnya komunikasi verbal
adalah sama dengan kemampuan dalam berbahasa, setiap kemampuan berbahasa
seseorang mempunyai empat unsur penting yang tidak dapat diabaikan yaitu dengan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
A.3
Hambatan pada Komunikasi Verbal
Dalam proses berkomunikasi yang
dilakukan antara komunikator dengan komunikan terkadang kita menjumpai beberapa
hambatan, beberapa hambatan pada komunikasi verbal diantaranya :
-
Polarisasi (polarization) kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan
kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrim yang tidak realistis
-
Kekacauan karena menyimpulkan fakta (Fact-inference confusion) terjadi bila
kita memperlakukan kesimpulan sebagai fakta
-
Potong kompas (bypassing) terjadi bila antara pembicara dan pendengar saling salah
paham akan maka yang mereka maksudkan
-
Evaluasi statis (static evaluation) terjadi bila kita mengabaikan perubahan dan
menganggap bahwa realitas merupakan hal yang statis
-
Indiskriminasi (indiscrimination) terjadi bila kita mengelompokkan hal-hal yang
tidak sama ke dalam satu 36 kelompok dan menganggap karena mereka berada dalam
kelompok yang sama, mereka semuanya sama
B.
KOMUNIKASI
NON-VERBAL
B.1
Prinsip Interaksi Non-Verbal
Di dalam komunikasi ada istilah komunikasi non-verbal,
dalam komunikasi non-verbal terdapat empat prinsip komunikasi non-verbal yaitu
sebagai berikut :
-
Bisa menggantikan komunikasi verbal
-
Dapat meregulasi interaksi
-
Seringkali menerangkan arti level hubungan
antara lain responsiveness, linking, dan power
-
Merefleksikan dan mengekspresikan
nilai-nilai budaya.
Menurut
Julia T. Wood komunikasi non-verbal memiliki empat prinsip dimana prinsip
tersebut akan meningkatkan pemahaman pada komunikasi non-verbal mempengaruhi
makna pada komunikasi atau interaksi yang dilakukan oleh manusia manusia
diantaranya :
-
Komunikasi non-verbal dapat mendukung atau
menggantikan komunikasi verbal. Terdapat lima cara di mana perilaku non-verbal
berinteraksi dengan komunikasi verbal, yaitu:
1) Perilaku non-verbal dapat mengulangi pesan
verbal 2) Perilaku non-verbal dapat menjelaskan komunikasi verbal
3) Kita menggunakan perilaku non-verbal untuk
melengkapi atau menambah kata
4) Perilaku non-verbal berkontradiksi dengan
pesan verbal
5) Terkadang menggantikan perilaku non-verbal
dengan verbalisasi.
-
Komunikasi non-verbal mengatur interaksi
-
Komunikasi non-verbal sering kali membangun
tingkatan makna hubungan
-
Komunikasi non-verbal merefleksikan dan
menunjukkan nilai-nilai budaya.
Prinsip
komunikasi non-verbal dapat dipersempit menjadi dua diantaranya :
-
Komunikasi non-verbal mengatur interaksi
Lebih dari isyarat verbal, perilaku non-verbal mengatur arus komunikasi antara
orang-orang. Dalam percakapan, kita umumnya mampu tahu kapan orang lain melalui
berbicara dan giliran kita berbicara. Walaupun kita tidak menyadari tindakan
non-verbal yang mengatur interaksi, kita bergantung pada mereka untuk
mengetahui kapan harus berbicara dan kapan harus diam.
-
Komunikasi non-verbal sering memantapkan
hubungan makna tingkat Untuk meninjau tingkat isi identitas komunikator dan
hubungan antara komunikasi non-verbal sering bertindak sebagai “hubungan
bahasa” yang mengekspresikan perasaan keseluruhan hubungan.
B.2
Pengertian Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang tidak
disampaikan melalui kata-kata, berisi penekanan, pelengkap, bantahan,
keteraturan, pengulangan, atau pengganti pesan verbal, atau bisa dibilang bentuk
komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat (body
language) sebagai sarana berkomunikasi.
Stephen W. Littlejohn menjelaskan bahwa komunikasi non-verbal
merupakan bagian yang sangat penting yang diperlukan dalam komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak akan efektif tanpa adanya
penyertaan dari komunikasi non-verbal. Jadi Komunikasi non-verbal adalah
jantung dari setiap pesan yang disampaikan atau diterima baik dalam pertemuan
tatap muka atau melalui telepon. Komunikasi non-verbal mencakup perasaan,
emosi, sikap, serta pikiran pribadi yang dipraktikkan melalui gerakan tubuh,
postur, ekspresi wajah, gaya berjalan, posisi, baik dilakukan dengan sadar
maupun tidak sadar.
Sedangkan menurut Eka Indah Justisiani bahwa
komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non-verbal.
Istilah non-verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa
komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Jadi pesan non-verbal dalah
pesan-pesan komunikasi yang berbentuk gerak-gerik, sikap, ekspresi muka,
pakaian yang bersifat simbolik, suara dan lambang atau simbol lain yang
mengandung arti.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa komunikasi non-verbal
adalah semua unsur bagian komunikasi yang dilakukan selain menggunakan
kata-kata tetapi menggunakan bahasa isyarat sebagai sarana berkomunikasi, seperti kontak
mata, ekspresi wajah, emosi, gerak isyarat, suara, cara berpakaian, dan juga
sikap. Contoh: nada suara yang tinggi (membentak) sebagai tanda sedang marah,
mengerutkan dahi sebagai tanda sedang berpikir keras, menganggukkan kepala
sebagai tanda mengiyakan atau mengerti, dan masih banyak yang lainnya.
B.3
Hambatan pada Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal sangat
berpengaruh ketika kita sedang melakukan komunikasi dengan kpmunikan, namun
pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat menghambat komunikasi non-verbal
diantaranya :
-
Hambatan konsepsi atau pemahaman.
Dalam
berkomunikasi bisa terjadi kesalahpahaman makna (non-verbal) antara komunikator
dan komunikan, kesalahpahaman ini dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu :
1) Komunikasi
non-verbal bersifat insting dan tidak dapat dipelajari.
2) Adannya
keyakinan bahwa fenomena non-verbal seperti ekspresi wajah dan postur tubuh
merefleksikan ciri biologis dan
kematangan yang bersifat herediter dari komunikator.
3) Banyaknya
gerak isyarat yang digunakan dalam berkomunikasi membuatnya sulit untuk
dipelajari secara praktis dan sistematis dalam hubungannya dengan perilaku
manusia.
-
Hambatan sejarah.
Pada awalnya, cara pergerakan dalam
pengucapan bahasa dianggap perlu dilakukan untuk menarik perhatian audience, bukan penguat pesan yang ingin
disampaikan
-
Hambatan metodologi
Diperlukan peralatan yang mahal untuk
mempelajari komunikasi non-verbal
DAFTAR
PUATAKA
Curtis,
Dan B, dkk, Komunikasi Bisnis dan Profesional, Bandung: PT Remaj Rosdakarya,
2006.
Devito,
Joseph A, The Interpersonal Communication Book, New York: Pearson Global
Edition, 2016.
Hais
Dama, Efektifitas Komunikasi dan Negosiasi dalam Bisnis, diakses pada 19 Maret 2020 pukul 19.57 WITA.
Hardjana,
Agus M, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius,
2003. PDF e-book
Justisiani,
Eka Indah, FISIP, Jurnal Ilmu Komunikasi, Persepsi Masyarakat Tentang Bentuk
Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non-verbal Pada Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Wahab Shajranie Samarinda.
Kurniawati,
Nia Kania, Komunikasi Antar Pribadi Konsep dan Teori Dasar, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2014.
Littlejohn,
Stephen W & Karen A. Foss, Encyclopedia Communication Theory, New Delhi:
SAGE Publication, 2009.
Nurudin,
Ilmu Komunikasi Ilmiah dan Populer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Widjaja,
Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Wood,
Julia T, Komunikasi
Teori dan Praktik, Communication in Our Lives, Ed. 6 terj. Putri Aila Idri, Jakarta:
Salemba Humanika, 2013.

0 komentar:
Posting Komentar
Mari komen dengan bijak, supaya bisa saling membantu untuk memberikan informasi-informasi bermanfaat