Budaya Ptriarki, Kekerasan terhadap
permepuan, dan Equality Gender
Budaya
patriarki masih seringkali kita temui di era sekrang ini, budaya dimana
perempuan seolah-olah hanya sebagai objek sedangkan laki-laki sebagai subjeknya
dalam artian perempuan dianggap tidak mampu melakukan beberapa perkerjaan,
perempuan dianggap hanya bisa melakukan pekerjaan yang remeh-temeh seperti
merawat anak, memasak, mencuci, dan sebagai alat reproduksi laki laki untuk
mendapatkan keturunan. Jelas yang terjadi adalah tidak adanya keadilan gender
dimana perempuan banyak kehilangan hak yang harusnya mereka dapatkan, perlu di
ketahui bahwa sebenarnya ketidakadilan gender adalah salah satu penyebab
kemiskinan karena disini perempuan hanya mendapatkan sedikit kesempatan kerja dan
didiskriminasi, setiap hari mereka menghadapi kekerasan, pelecehan, dan
perlakuan tidak adil di rumah, di tempat kerja, dan di komunitas mereka yang
lebih luas, mereka juga tidak diberi kesempatan untuk memimpin dan lain
sebagainya. Budaya patriarki telah mersesap disetiap linkungan kehidupan. hal
itu juga menjadinpenyebab terkait banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan
Karena laki-laki menganggap kalau perempuan itu sebagai objeknya dan ketika
perempuan menolak laki-laki dengan mudahnya memperlakukannya dengan kekerasan
dan masih banyak kasus kasus lain mengenai kekerasan terhadap perempuan.
Kesetaraan
gender sudah menjadi fokus dunia. Terbukti PBB telah menggalakkan Gender Equality mulai tahun 1975 PBB
menjadikan tahun tersenut sebagai Tahun Perempuan Internasional yang disepakati
melalui Konferensi Dunia Tahun Perempuan. Sekarang kita kenal istilah SDGs yang
memiliki 17 target sebagai kesepakatan negara-negara PBB untuk pembangunan
berkelanjutan, pada target ke-5 yaitu Gender
Equality demi memperjuangkan hak perempuan yang selama ini tidak mereka
dapatkan.
Gender Equality merupakan
tujuan besar untuk menciptakan keadilan antara laki-laki dan perempuan untuk
membebaskan gadis-gadis dunia dari budaya patriarki. Untuk mencapai tujuan itu
tentu harus dimulai dari aspek manusianya yaitu kita untuk tidak lagi
membeda-bedakan lagi antara laki-laki dan perempuan. Saat ini setiap tahun ada
12 juta perempuan menikah sebelum berusia 18 tahun, hamper 7.000 gadis remaja
berusia 15-24 tahun terinfeksi HIV setiap minggu,dan 98 juta anak perempuan
yang harusnya mendapat pendidikan mereka duduk di sekolah menengah saja tidak.
Kita harus memberikan kembali hak perempuan yang selama ini dirampas yang
membuat perempuan tidak bisa berbuat apa apa, membuat angka kemiskinan semakin
meningkat karena mereka tidak mendapatkan kesempatan bekerja layaknya
laki-laki, dan pendidikan bagi jutaan gadis di dunia terhambat. Selain itu gadis remaja juga memiliki resiko
kekerasan termasuk pelecehan seksual yang masih sering terjadi hingga saat ini,
oleh karena itu kita harus segera menyadarkan dan mensosialisasikannya.

0 komentar:
Posting Komentar
Mari komen dengan bijak, supaya bisa saling membantu untuk memberikan informasi-informasi bermanfaat