TEORI KOMUNIKASI TRADISI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
TEORI KOMUNIKASI
TRADISI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Salam Redaksi
Pengertian Psikologi Sosial
Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial.
Psikologi diartikan sebagai, sebuah bidang atau ilmu pengetahuan yang fokus
terhadap prilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Kemudian, sosial
merupakan segala prilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu. Jadi,
pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang
mempelajari tentang prilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan
antar individu dalam masyarakat.
Pencetus Psikologi Sosial
Psikolog Jerman bernama Willhelm Wundt yang dianggap luas sebagai pendiri
ilmu psikologi, pertama kali melibatkan diri pada apa yang kelak dikenal
sebagai psikologi sosial. Sejarah psikologi sosial disini mulai pada tahun
1870an, pelajar Eropa dan Amerika Utara datang ke Universitas Leipzig untuk
mempelajari penelitian Wundt mengenai komponen pikiran yang sadar. Diantara
pelajar ini ada Emile Durkheim, Charles Judd, Willy Hellpach, dan George
Herbert Mead yang kemudian mengembangkan beberapa teori mengenai psikologi
sosial yang baru berkembang.
Dipengaruhi oleh tulisan dari Wundt
dan juga karya tulis dari filosof Moritz Lazarus dan humanis Heymann Steinthal,
pada tahun 1900 terbitan tahunan literatur ilmu psikologi Jerman mendaftarkan
lebih dari 200 artikel per tahun dibawah judul ‘Psikologi Sosial’. Ilmu psikologi sosial dimulai di Amerika
Serikat pada awal abad ke 20. Penelitian atau studi yang dipublikasikan pertama
merupakan sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Norman Triplett pada tahun 1895
pada fenomena fasilitas sosial.
Berikut merupakan psikologi sosial menurut para ahli.
1. Hubber Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
2. Shaw dan
Costanzo
menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial.
3. Kimbal Young menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan studi
tentang proses interaksi antar individu.
4. Sherif
Bersaudara menyatakan dalam
bukunya yang berjudul ‘An Outline Of
Social Psycology’ yaitu psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengalaman dan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan situasi – situasi
perangsang sosial.
5. Gordon W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu
pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan,dan tingkah laku
individu yang di pengaruhi oleh kenyataan atau kehadiran orang lain.
Konsep Dasar Psikologi Sosial.
Interaksi sosial manusia di masyarakat baik itu antar
individu, individu dan kelompok ataupun antar kelompok memiliki respon
kejiwaan. Reaksi kejiwaan seperti sikap, emosional, perhatian, kemauan,
kemudian juga motivasi , harga diri dan lain sebagainya tercakup dalam
psikologi sosial. Konsep – konsep dasar psikologi sosial menjadi salah satu
bagian dari kajian ilmu sosial sebagai berikut :
1.
Emosi
terhadap objek sosial
Emosi dan reaksi emosional dapat di pengaruhi oleh
lingkungan. Ketajaman emosi dan reaksi emosional dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Pengendalian respon emosi sangat penting dalam
kehidupan bersosial. Emosi merupakan kajian dari psikologi sosial yang memilih
peranan penting dalam pembentukan prilaku seseorang terhadap respon stimulus
dalam lingkungan sosial. Bahkan, emosi juga sebagai potensi kepribadian yang
perlu dilakukan pembinaan psikologi masa bisa melalui pendidikan keagamaan.
2.
Perhatian
Perhatian atau rasa peka terhadap apa yang terjadi dalam
lingkungan sosial seseorang juga mempengaruhi cara seorang individu bersikap
terhadap hubungan sosialnya.
3.
Minat
Minat adalah daya tarik individu terhadap hubungan
sosialnya juga berpengaruh terhadap hubungan antar individu dan kelompok
berkaitan dengan proses interaksi dan pemberi respon. Minat muncul dari dalam
diri individu dan mungkin bisa dipengaruhi oleh subjek dari luar seperti
keluarga, budaya, lingkungan.
4.
Kemauan
Kemauan merupakan suatu pontensi yang mendorong dalam
diri individu untuk memperoleh dan mencapai sesuatu yang diinginkan.
5.
Motivasi
Sebagai konsep dasar yang timbul dari dalam diri sendiri
dan juga bisa didapatkan dari lingkungan atau orang terdekat.
6.
Kecerdasan
dalam menanggapi persoalan sosial
Kecerdasan merupakan modal dasar yang ada dalam diri
individu masing masing dan berbeda pada setiap individu. Kemudian juga
merupakan modal dasar untuk memecahkan permasalahan sosial yang muncul. Potensi
kecerdasan yang karakternya bersifat kognitif akan lebih mudah diukur.
Sedangkan kecerdasan yang sifatnya afektif lebih sulit diukur dan dievaluasi
dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan juga sangatlah penting bagi individu untuk
menjalani kehidupan dan masalah masalah hidup yang terus terjadi.
7.
Penghayatan
Penghayatan adalah proses kejiwaan yang sifatnya menuntut
suasana yang tenang. Proses ini tidak hanya melibatkan sikap merasakan,
memperhatikan, menikmati atau lainnya, namun lebih dari itu. Hal -hal yang
terjadi dalam proses interaksi sosial, dirasakan serta diikuti dengan tenang
sehingga menimbulkan kesan yang mendalam pada diri masing masing individu.
Proses penghayatan ini dilakukan dalam kondisi penuh kesadaran. Penghayatan
penuh akan lebih sulit dilakukan.
8.
Kecerdasan
Kesadaran perlu ada dalam melakukan suatu tindakan,
mengambil keputusan dalam interaksi dengan kehidupan sosial. Kesadaran pada
individu ditentukan oleh individu itu sendiri setelah melihat apa yang terjadi
pada lingkungan sosialnya sebagai respon psikologis yang positif.
9.
Harga
diri
Harga diri merupakan konsep yang menciptakan manusia
sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Martabat atau harga diri yang terbina
dan dipelihara akan menjadi perhitungan bagi pihak individu lain dalam
memandang individu. Harga diri yang dijatuhkan akan merusak martabat individu
dan dimanfaatkan oleh orang lain untuk hal yang tidak positif.
10.
Sikap
mental
Sikap mental
merupakan reaksi yang timbul dari diri masing-masing individu jika ada
rangsangan yang datang. Reaksi mental bisa bersifat positif, negatif, dan juga
netral. Hal tersebut tergantung pada kondisi diri masing masing individu serta
bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Rangsangan yang datang akan
direspon oleh individu melalui sikap atau reaksi mental yang bisa dikatakan
positi, negatif ataupun netral.
11.
Kepribadian
Kepribadian merupakan
gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina oleh potensi biologis
secara psiko-fisiologikal dan secara sosial ditransmisikan melalui budaya,
serta dipadukan dengan kemauan, dan tujuan individu berdasarkan keperluan pada
lingkungan sosialnya.
Konsep dasar kepribadian menurut Brown bersaudara yaitu
sebagai ungkapan denotatif, sedangkan yang dikemukakan oleh Hart dalam
pengertian konotatif yang lebih komprehensif. Kepribadian itu bersifat unik
yang memadukan potensi internal dengan faktor eksternal berupa lingkungan
terbuka. Faktor eksternal seperti lingkungan itu sangat kuat. Faktor lingkungan
mampu berperan aktif dalam memberikan pengaruh positif terhadap pembinaan
kepribadian. Kepribadian yang kokoh dan kuat diperlukan untuk pembangunan
kehidupan yang baik dan mengatasi tantangan tantangan atau persaingan yang
semakin berat di lingkungan sosial.
Teori Psikologi Sosial
Berikut ini adalah teori -teori dalam psikologi sosial :
Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori penguatan ini berdasarkan pendekatan behaviorisme
terdiri dari beberapa teori yaitu :
Teori Belajar Sosial dan Imitasi (Theories of Social
Learning and Imitation)
Mekanisme imitasinya dibagi menjadi 3, yaitu
(1) Same behavior : perilaku yang menyatakan tingkah yang
sama antara dua individu terhadap rangsang yang sama.
(2) matched-dependent behavior : perilaku meniru orang
lain yang dianggap lebih superior. Perilaku pihak kedua akan menyesuaikan
perilaku pihak pertama.
(3) Copying : perilaku meniru atau dasar isyarat (tingkah
laku) dari model yang diberikan, termasuk model di masa lampau.
Observational Learning
Dikemukakan oleh Bandura dan Waltens, bahwa tingkah laku
tiruan merupakan bentuk asosiasi dari suatu rangsang. Teori ini dapat pula
menerangkan timbulnya emosi yang sama dengan emosi pada model. Menurut mereka
terdapat tig macam pengaruh tingkah laku model :
(1) Modeling effect : peniru melakukan tingkah laku baru
sesuai dengan model.
(2) Inhibition dan disinhibition: tingkah laku tidak
sesuai dengan tingkah laku model akan dihambat dan tingkah laku yang sesuai
dengan model akan dihapuskan segala hambatannya.
(3) Facilitation effect : perilaku model sudah dipelajari
i=oleh penitu kemudian muncul lagi dengan mengamati perilaku model.
Teori Penguatan Sosial (Social Reinforcement Exchange
Theories)
Teori ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Teori Tingkah Laku Sosial Dasar (Behavioral
Sociological Model of Social Exchange). Dicontohkan oleh Homas pada teori ini
bahwa pada hakekatnya sama dengan proses jual beli dimana kedua belah pihak
saling memberi harga dan mencari keuntungan.
Teori Hasil
Interaksi (Theory of Interpersonal Independence). Hubungan dua orang atau lebih
dimana saling tergantung untuk mencapai hasil dan memaksimalkan hasil positif
bagi tiap peserta interaksi.
Teori
Fungsional dari Interaksi Otoriter (Equity Theory). Menurut Walster, Berscheid,
dan Adams, teori ini membicarakan tentang keadilan dan ketidakadilan dalam
hubungan interpersonal. Setiap kontribusi yang diberikan disebut input bersifat
negatif contohnya seperti usaha, kerja, dll, dan sesuatu yang diterima disebut
outcome bersifat positif afeksi seperti semangat, minat.
Teori Orientasi Lapangan (Field Theoretical Orientation)
Cara penting pendekatannya menurut Lewin, et al yaitu
penggunaan metode konstruktif, pendekatan dinamis, penekanan pada proses
psikologis, analisis didasarkan pada situasi secara keseluruhan, Perbedaan
antara masalah yang sistematis dan historis, dan representasi matematis dari
situasi psikologis.
Teori Peran (Role Theory)
Role atau peran seseorang akan tergantung pada role orang
lain dan konteks sosialnya. Biddle dan Thomas membagi peran dalam empat
golongan yaitu :
(1) orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
(2) perilaku yang muncul dalam interaksi.
(3) kedudukan orang dalam perilaku.
(4) kaitan antara orang dan perilaku.
Teori Orientasi Kognitif (Cognitive Theory Orientation)
Teori ini berhubungan dengan proses kognitif yang dibagi
menjadi beberapa macam teori lagi :
Krech & Crutchfield’s Cognitive Theory
Motivasi bersifat molar, melibatkan kebutuhan dan tujuan.
Ketidakstabilan psikologi dapat menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi
persepsi, kognisi, dan tindakan. Keputusasaan mencapai tujuan atau kegagalan
akan muncul dalam berbagai perilaku adaptif maupun maladaptif.
Cognitive Consistency Theories
Teori ini berpangkal pada perasaan yang ada pada
seseorang (P), terhadap orang lain(X) dan hal lainnya (X). Terdapat didalamnya prinsip keselarasan
mengenai peramalan perubahan sikap dalam situasi tertentu. Teori kognitif
menekankan bahwa kondisi kognitif yang tidak konsisten dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan mengarah pada perilaku agar tercapai kenyamanan itu
kembali.
Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana seseorang menentukan dikap, sifat,
atau karakteristik berdasarkan apa yang diketahui mengenai orang tersebut pada
situasi dan dengan perilaku tertentu.
Theories of Social Comparison, Judgement and Perception
Proses saling mempengaruhi dan perilaku bersaing dalam interaksi sosial
menimbulkan kebutuhan untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri
dengan diri orang lain. Ada dua hal yang dibandingkan yaitu pendapat dan
kemampuan. Manusia biasa melakukan perbandingan diri misalnya seperti kata –
kata atau pendapat mana yang lebih baik, ataupun siapa yang memiliki keunggulan
tertentu.
Ruang
Lingkup Psikologi Sosial
Shaw dan Constanzo membagi ruang lingkup psikologi sosial
menjadi tiga, yaitu :
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses pada
individu yang dicontohkan seperti studi tentang persepsi, motivasi proses
belajar. Studi tentang proses proses individu bersama, seperti bahasa, sikap,
perilaku, dan lainnya. Studi tentang interaksi dalam kelompok, misalnya
kepemimpinan, komunikasi, persaingan, kerjasama, dan lainnya.
Seperti yang di jelaskan oleh Ahmadi, 2005, bahwa
psikologi sosial menjadi objek studi dari segala gerak gerik atau tingkah laku
yang timbul dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu masalah pokok yang
dipelajari adalah pengaruh sosial terhadap perilaku individu. Masalah yang
dikupas dalam psikologi sosial merupakan manusia sebagai anggota masyarakat,
seperti hubungan antar individu dalam suatu kelompok. Psikologi sosial meninjau
hubungan individu yang satu dengan yang lainnya.
Tujuan
Psikologi Sosial
Tujuan psikologi sosial dijabarkan sama seperti disiplin
ilmu lainnya. Dimana terdapat tujuan instruksional dalam bentuk tujuan
kurikuler atau tujuan pembelajaran. Tujuan kurikuler dalam psikologi sosial,
terdapat lima tujuan yang perlu dicapai, yaitu :
1. Situasi sosial tidak semuanya baik, sehingga peserta
didik perlu mendapat pengetahuai tentang psikologi sosial agar tidak
terpengaruh, tersugesti, oleh situasi sosial yang tidak baik tersebut.
2. Peserta didik dibekali pengetahuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah
sosial secara sistematis dan menanamkan proses kejiwaan yang berkaitan tentang
hubungan kehidupan bersama yang saling mempengaruhi.
3. Peserta didik dibekali dengan kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan sesama individu dalam masyarakat sehingga memudahkan melakukan
pendekatan untuk mewujudkan perubahan kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.
4. Peserta didik dibekali dengan kesadaran akan kehidupan
bersosial dan lingkungannya untuk merubah sifat dan perilaku sosialnya lebh
baik.
5. Peserta didik dibekali dengan kemampuan pengembangan pengetahuan
dan keilmuan psikologi sosial dalam perkembangan kehidupan, perkembangan
masyarakat, lingkungan, teknologi, dan keilmuan.
6. Kelima tujuan diatas merupakan tujuan pengajaran
psikologi sosial yang harus dicapai anak didik sebagai hasil pembelajaran
kurikulum psikologi sosial.
Manfaat Psikologi Sosial
Hadirnya keilmuan psikologi sosial ditujukan untuk memberikan manfaat
terhadap perubahan perilaku manusia dalam kehidupan bersosial. Dan juga
meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat. Berikut ini adalah manfaat yang
didapat dari mempelajari psikologi sosial dan menerapkannya dalam lingkungan
bermasyarakat.
Memberikan gambaran kepada
manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama manusia
sebagai makhluk sosial.
Mencegah terjadinya konflik di
antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap individu dalam
hubungannya dengan masyarakat.
Memberikan solusi ketika konflik
muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial, manusia bisa
memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan solusi dari
konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.
Sebagai pedoman masyarakat dalam
mengelola perbedaan antar individu dalam masyarakat. Dan juga menjadikan
perbedaan itu sebagai pemerkuat hubungan sosial dalam masyarakat untuk mencapai
tujuan bersama.
Implementasi Konsep Dasar
Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
Mengetahui implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat rasanya cukup penting terutama saat kita akan mempelajari lebih
lanjut mengenai ilmu psikologi dan penerapannya. Salah satu cabang dari ilmu
psikologi itu sendiri adalah psikologi sosial. Psikologi sosial akan banyak
sekali membahas mengenai bagaimana kehidupan sosial dan bermasyarakat. Tentu
saja, ini ada kaitannya dengan bagaimana perilaku individu pada saat terlibat
dalam kehidupan sosial tersebut bisa berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hubungan sosialnya. Seorang individu bisa saja mengalami masalah sosial akibat
ketidakmampuannya dalam berperilaku yang sesuai standar. (Baca juga: Sejarah
psikologi sosial)
Standar penilaian masyarakat sosial terhadap individu itulah yang biasanya
timbul karena adanya psikologi sosial. Berikut ini adalah beberapa macam konsep
dasar dari perkembangan psikologi sosial yang bisa kita pelajari. Kita bisa
menjadikannya sebagai referensi mengenai gambaran psikologi sosial yang
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Apa sajakah itu? Ini penjelasan
ringkasnya:
1. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa merupakan salah satu bentuk penerapan dari psikologi
sosial. Bahasa menjadi sebuah media untuk saling berinteraksi pada saat
individu satu berkomunikasi dengan lainnya. Ini bisa diamati lebih mendalam
lagi dalam psikologi sosial sehingga menjadikannya bagian dari penerapan yang
sering kita jumpai dalam sehari-hari.
2. Etik
Lahirnya sikap yang pantas dan tidak pantas dalam suatu masyarakat juga
merupakan bentuk dari penerapan psikologi sosial. Etik dan etika menjadi dua
hal yang saling berkaitan erat, dimana di dalamnya akan mengatur bagaimana
seyogyanya individu dalam bertindak. Tanpa adanya psikologi sosial, etik
mungkin tidak akan pernah ada.
3. Tiga Dimensi Waktu
Psikologi sosial juga akan memberikan pemahaman mengenai tiga dimensi waktu
yang akan dihadapi oleh seseorang. Ia akan hidup dalam masa sekarang, masa lalu
dan masa depan. Ketiga dimensi ini kemudian akan mempengaruhi cara dalam ia
bertindak di lingkungan. Sebagai contoh,
masa lalu seseorang mungkin akan sangat erat kaitannya dengan trauma tentang tujuan
yang ia akan capai di masa mendatang untuk saat ini.
4. Pengaruh Lingkungan terhadap Individu
Penerapan lain dari psikologi sosial bisa dilihat dari bagaimana lingkungan
mampu membentuk kepribadian tertentu pada seseorang. Psikologi sebagai ilmu
yang mengamati perilaku akan menunjukkan fenomena ini. Kita bahkan mungkin
pernah mendengar tentang aliran psikobehaviorisme yang jelas-jekas menunjukkan
bahwa lingkungan memang memiliki pengaruh.
5. Keseimbangan Aspek Jasmani dan Rohani
Kegagalan antara aspek jasmani dan rohani akan berdampak pada psikologi
sosial seseorang. Ini adalah implementasi konsep dasar psikologi sosial dalam
kehidupan bermasyarakat paling terlihat terutama ketika seseorang mengalami
suatu permasalahan. Individu bisa diamati bagaimana perilakunya dalam
menghadapi permasalahan tersebut.
6. Pengaturan Hubungan Antar Kelompok
Hubungan antar kelompok akan menjadi lebih teratur dengan adanya psikologi
sosial. Contoh yang paling jelas adalah ketika kita melihat bagaimana warga
dari RW yang berbeda akan dikumpulkan dalam satu wadah di kelurahan untuk
membahas mengenai permasalahan-permasalahan lingkungan yang mungkin saja ada.
Psikologi sosial akan menunjukkan bagaimana perilaku-perilaku dalam kelompok
tersebut yang berusaha mencari penyelesaian.
7. Pembuatan Norma dan Peraturan
Norma dan peraturan juga lahir karena adanya psikologi sosial. Di poin
sebelumnya, telah dijelaskan bahwa etik dan etika merupakan produk dari
psikologi sosial. Ini kemudian akan berkembang menjadi norma dan peraturan
tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Psikologi sosial akan banyak
memberikan pengetahuan tentang mana yang wajar dan tidak wajar pada seseorang
dalam berperilaku. Ini kemudian dijadikan sebagai norma dan aturan tertentu
yang berlaku di lingkungan tersebut.
8. Pembuatan Kesepakatan Mufakat
Kesepakatan mufakat merupakan kesepakatan yang diambil secara bersama-sama,
dengan saling menguntungkan pihak dan tidak ada yang merasa terintimidasi.
Pengambilan keputusan ini juga bisa dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya
psikologi sosial. Ini merupakan sebuah bentuk penerapan yang ada kaitannya juga
dengan beberapa poin penjelasan sebelumnya.
9. Proses Komunikasi
Jika di awal tadi sudah dijelaskan bahwa bahasa merupakan bagian yang
paling penting dalam interaksi dan merupakan hasil dari adanya penerapan
psikologi sosial, maka kita akan mengetahui bahwa proses komunikasi juga
merupakan penerapan psikologi sosial yang bisa kita amati. Cara berkomunikasi
seseorang akan menunjukkan bagaimana kualitasnya dalam bersosialisasi.
10.
Individu
sebagai Makhluk Sosial
Sebagai poin penutup, individu akan dipandang sebagai makhluk sosial
seutuhnya di dalam psikologi sosial. Ini merupakan penerapan yang jelas bisa
kita rasakan sendiri, dimana kita tidak bisa jika hanya hidup sendiri. Kita membutuhkan
orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan yang sedang kita hadapi.
Terdapat pendekatan humanistik dalam psikologi sosial yang terasa di sini.
Pengertian Tradisi – Tradisi.
Tradisi Kritis
Adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan
kritik dari masyarakat dan budaya dengan
menerapkan pengetahuan dari ilmu – ilmu sosial dan humaniora, teori kritis
memiliki dua makna dengan asal – usul dan sejarah yang berbeda.
Berikut beberapa teori tentang Tradisi Kritis.
1. Teori uses and gratification.
Asumsi : Bahan penggunaan media memiliki peran aktif
dalam memilih media yang digunakan. Media adalah pihak utama dalam proses
komunikasi.
2. Teori agen setting
Asumsi : teori ini beranggapan bahwa apabila media
memberikan takaran pada setiap peristiwa, maka media tersebut akan membuat
masyarakat menggap bahwa peristiwa itu penting
3. Teori ketergantungan
Asumsi : fokus teori ini terletak pada kondisi struktural
pada masyarakat, sangat mudah dipengaruhi oleh media masa
Tradisi Sosial Budaya
Tradisi ini ditemukan oleh Robert Craig, dan berpendapat bahwa ilmu
komunikasi tidak dapat disatukan dalam satu lingkup yang besar. Teori – teori
tersebut dapat di kelompokan menurut jenisnya.
Berikut beberapa teori tentang Tradisi Sosial Budaya
1. Teori konflik
Asumsi : didalam masyarakat tidak akan selamanya berada
pada keteraturan.
2. Teori fungsional
Asumsi : semua sistem budaya memiliki syarat – syarat
fungsional tertentu untuk memungkinkan eksistensinya atau sistem budaya
memiliki kebutuhan yang semuanya harus terpenuhi agar semua sistem dapat
bertahan hidup.
3. Teori struktural fungsional
Asumsi : masyarakat merupakan organisasi biologis yang
terdiri dari orang – orang yang saling mengalami ketergantungan sebagai
konsekuensi agar organisasi tersebut agar tetap bertahan hidup.
Tradisi fenomenologi
Tradisi ini berkonsentrasi pada pengalaman pribadi termasuk bagian dari
individu – individu yang ada dan saling memberikan pengalaman satu sama
lainnya. Komunikasi di pandang sebagai proses berbagi pengalaman atau informasi
antar individu melalui dialog.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1. Teori spiral of silence
Asumsi : berasumsi bahwa yang diterima atau opini yang
tidak diterima oleh masyarakat, jika opini mayoritas ini tidak berjalan sesuai
dengan masyarakat maka masyarakat lebih memilih diam dan berada dikalangan
minoritas.
2. Teori agen setting
Asumsi : teori ini beranggapan bahwa apabila media
memberikan takaran pada setiap peristiwa, maka media tersebut akan membuat
masyarakat menggap bahwa peristiwa itu penting
Tradisi cybernetik
Adalah untuk memahami dan menentukan fungsi dan proses dari sistem yang
memiliki tujuan dan yang berpartisipasi dalamlingkaran rantai sebab – akibat
yang bergerak dari aksi/tindakan menuju ke penginderaan lalu membandingkan
dengan tujuan yang diinginkan.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1. Teori spiral of silence
Asumsi : berasumsi bahwa yang diterima atau opini yang
tidak diterima oleh masyarakat, jika opini mayoritas ini tidak berjalan sesuai
dengan masyarakat maka masyarakat lebih memilih diam dan berada dikalangan
minoritas.
2. Teori integrasi informasi
Asumsi : teori ini berasumsi bahwa organisasi
mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang
sekelompok orang, objek, situasi atau ide – ide untuk membentuk sikap yang
sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi tersebut.
3. Teori manajemen kordinasi makna
Asumsi : transaksi informasi tergantung pada makna
pribadi dan makna inter-personal, dan juga berkaitan dengan cara orang
mengendalikan percakapan melalui makna pribadi dan inter-personal.
Tradisi Retorika
Tradisi ini mempengaruhi khalayak banyak agar mengikuti perkataan dari
narasumber yang menyampaikan sesuatu.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1. Teori retorika aristoteles
Asumsi : pembicara yang efektif harus mempertimbangkan
khalayak banyak, pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam
persentasi mereka.
2. Teori plato
Asumsi : seni para retorikan untuk memenangkan jiwa
pendengar, pentingnya retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka
mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi
masyarakat.
Tradisi semiotika
Pengertiannya adalah hubungan antara tanda dan hal hal yang mereka lihat ;
denotata mereka, atau makna. Sintaksis : hubungan antara tanda – tanda dalam
struktur formal.
Berikut teori – teori dari tradisi ini
1. Teori C.S Peirce (Grand Theory)
Asumsi : peirce berasumsi bahwa dalam semiotika memiliki
‘’triangle meaning’’, yaitu tanda, objek, dan interpretant.
2. Teori ferdinand de saussure
Asumsi : Adanya hubungan antara penanda dengan petanda
berdasarkan konvensi biasa disebut dengan signifikasi.